Minggu, 12 Oktober 2014

Placing Healing Art Where It’s Needed Most

The Foundation for Photo/Art in Hospitals was established in the USA in 2002 by photographer Elaine Poggi, who turned her personal tragedy of the loss of her mother into a worldwide campaign to bring photos of nature to hospitals.

Offering an extensive portfolio of nature photos ranging from tropical beaches to Japanese cherry blossoms to the Tuscan hills, donated by Elaine and other photographers from all corners of the world, the nonprofit Foundation seeks funding to cover printing, framing, and shipping expenses so that the cost to hospitals is minimal or none at all.
Photo by Elaine Poggi

SOLIDARITY

May the sun shine again for the people of Oklahoma and other states who have lost loved ones and all their possessions…
U133-0232

CHILDREN’S AID/FAMILY SERVICES, NEW JERSEY

Many thanks to Jennie Li for coordinating and funding a photo project for this facility which provides medical care for foster care children in NJ.
Photo by Elaine Poggi

TWO POLISH HOSPITALS RECEIVE PHOTOS

Many thanks to Malgorzata Klafka for coordinating and funding the framing of 23 photos for the Hospicjum Milosierdzia Bozego and the Wojewodzki Szpital Specjalistyczny Jana Korczaka!  Both hospitals are in Slupsk, Poland.

Review Lensa Nikon 35mm f/1.8 DX

Nikon 35mm f/1.8 DX
Contoh praktisnya:
F/1.4 – F/2 saya pakai untuk membuat latar belakang sangat blur dan hanya bagian yang saya fokus saja yang tajam, misalnya mata.
Bagian telinga, hidung, rambut biasanya sudah blur. Saya akan sangat berhati-hati mengunakan bukaan sebesar ini karena meleset sedikit fokusnya, maka foto menjadi tidak tajam.
F/2.8 sering saya gunakan untuk portrait karena ruang tajamnya lebih luas, sehingga seluruh wajah orang terlihat tajam.
F/4 saya gunakan untuk memastikan foto dua orang dalam satu frame tajam/fokus.
F/8 atau lebih kecil saya gunakan untuk foto kelompok (lebih dari 4 orang) atau foto pemandangan.
Nikon 35mm f/1.8 DX
Jadi, jangan hanya mengunakan lensa fix di bukaan yang terbesarnya saja, tapi cobalah bukaan-bukaan yang lain sesuai kondisi dan keinginan Anda.

Memahami Pengertian Depth of Field


Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.

Untuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.

Konsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi makro, namun sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya.

Pengertian Aperture


Definisi aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto.
Saat kita memencet tombol shutter, lubang di depan sensor kamera kita akan membuka, nah setting aperture-lah yang menentukan seberapa besar lubang ini terbuka. Semakin besar lubang terbuka, makin banyak jumlah cahaya yang akan masuk terbaca oleh sensor.

Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stop. Sering kita membaca istilah bukaan/aperture 5.6, dalam bahasa fotografi yang lebih resmi bisa dinyatakan sebagai f/5.6. Seperti diungkap diatas, fungsi utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor terbuka. Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang ini terbuka (dan semakin banyak volume cahaya yang masuk) serta sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil lubang terbuka.

Jadi dalam kenyataannya, setting aperture f/2.8 berarti bukaan yang jauh lebih besar dibandingkaan setting f/22 misalnya (anda akan sering menemukan istilah fully open jika mendengar obrolan fotografer). Jadi bukaan lebar berarti makin kecil angka f-nya dan bukaan sempit berarti makin besar angka f-nya.

Lensa Tamron 90mm f2.8 macro

KELEBIHAN LENSA TAMRON 90MM F2.8 MACRO

  • Hasil foto yang tajam
  • Memiliki fitur macro 1:1
  • Harga menarik jika melihat kemampuan

KEKURANGAN LENSA TAMRON 90MM F2.8 MACRO

  • Build quality yang kurang memuaskan / kurang kokoh
  • Auto focus yang lambat
  • Auto focus terkadang agak berisik
Secara keseluruhan, lensa Tamron SP AF 90mm f2.8 Di Macro baik untuk Nikon maupun Canon, sangat direkomendasikan untuk anda yang mencari alternatif lensa macro third party dengan harga yang lumayan terjangkau. Wajar saja jika melihat harga lensa 105mm Micro Nikon yang masih berkisar di harga 7-8 jutaan, sedangkan untuk Tamron ini berkisar antara 4-5 jutaan. Namun untuk Canon, harga lensa Tamron 90mm ini hampir sama dengan lensa Canon 100mm macro.

Memanfaatkan Diafragma atau ISO

Ada pertanyaan bagus dari pembaca Info Fotogafi, apakah lebih baik membuka diafragma lebih besar lebih baik ataupun menaikkan ISO bila memerlukan cahaya tambahan.
Ini dilema yang akan dihadapi oleh semua fotografer di lokasi. Membuka diafragma lebih lebar, memang efektif dalam menggalang cahaya lebih banyak, tapi sayangnya kedalaman fokus (depth of field) menjadi tipis sehingga tidak semua bagian dari foto yang akan fokus. Bila menaikkan ISO, maka yang terjadi adalah penurunan kualitas gambar dari ketajaman maupun detail.

Lalu manakah yang terbaik? Langkah pertama adalah melihat ISO berapa yang dibutuhkan. Dari 100-400, biasanya kualitas foto tidak akan terlalu menurun, jadi kalau memang hanya perlu kenaikan dari 100 ke 200 atau 200 ke 400, saya akan memilih menaikkan ISO.

Tapi kalau 800 ke 1600 atau lebih besar lagi, maka saya akan mempertimbangkan untuk membuka diafragma lebih besar. Membuka diafragma menjadi besar, tidak masalah kalau foto kita foto close-up, tapi sangat berpengaruh bila kita foto keluarga atau banyak orang. Bisa jadi sebagian orang fokus, sebagian lain yang berada di pinggir tidak fokus.
Bila ketajaman dari ujung ke ujung foto yang saya cari, maka saya akan menaikkan ISO. Atau kalau memang terpaksa, saya akan atur formasi sedemikian rupa sehingga semuanya tetap dalam fokus.

Bulb dan Light Painting

praktek foto bulb :
Pasang kamera ke tripod,
Atur kamera sedemikian rupa , yang penting shutter speed lambat, bukaan jangan gede - gede, ISO jangan tinggi - tinggi walaupun malam / gelap ISO nya medium aja
Gunakan timer
Tinggal jepret deh
Tunggu dan lihat hasilnya


Berikut praktek Light Painting :
Siapkan kamera, tripod, light stick / benda yang ngeluarin cahaya dah, aktor yang akan melukis
Pasang kamera ke tripod
Aktor pelukis siap di depan kamera dengan light stiknya
Atur kamera sedemikian rupa, yang penting shutter speed atur ke kecepatan bulb, bukaan jangan gede - gede, ISO jangan tinggi - tinggi walaupun malam / gelap ISO nya medium aja
Tidak perlu menggunakan timer
Tekan shutter full, namun tekan terus jangan di lepas, lalu sang aktor mulai menggambar. Jika sudah selesai baru lepas shutternya
Tunggu dan lihat hasilnya